SANANA – Kebijakan Bupati Kepuluan Sula (Kepsul), Hendrata Thes yang melaksanakan upacara penghormatan pemakaman jenazah ayahnya Hendrik Thes di Istana Daerah (Isda) Jumat 6 Juli pekan lalu, mendapat reaksi dari sejumlah kalangan. Beberapa Organisasi Kepemudaan dan Kemahasiswaan di Kepsul seperti, KNPI, HMI, GMNI, LMND dan HPMS, turun ke jalan menggelar demonstrasi memprotes kebijakan Bupati tersebut.
“Kehadiran kami di tengah-tengah masyarakat ini hanya mau menyampaikan bahwa tindakan melaksanakan Upacara Penghormatan Jenazah Ayah Bupati di Istana Daerah itu keliru. Sebab ayah dari bapak bupati bukanlah apa-apa,” kata Ketua HMI Cabang Sanana, Abid Wambes dalam orasinya di Pasar Basanohi Sanana, Senin (16/7/2018).
Menurutnya, Bupati Kepsul Hendra Thes tidak mampu menempatkan sesuatu sesuai tempatnya.
“Implementasi nyata etika profesionalisme seorang kepala daerah adalah harus mampu memilah mana persoalan pribadi dan persoalan publik,” tuturnya.

Masa aksi juga mempersoalkan keterlibatan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang melakukan pengormatan terakhir pada jenazah ayah bupati bak layaknya seorang pahlawan. Sebab, penghormatan itu bertentangan dengan UU nomor 15 tahun 2012 tentang Veteran junto Perpres nomor 79 tahun 2014 tentang Veteran RI junto Peraturan menteri Pertahanan nomor 37 tahun 2014 tentang penyelenggaraan pemakaman Veteran.
“Yang berhak mendapatkan penghormatan secara militer adalah veteran, baik veteran Perdamaian maupun Veteran Anumerta. Tang kami pertanyakan ayah bupati ini masuk dalam veteran,” ucap Abid dengan nada tanya.
Massa aksi mendesak Komisi I DPRD Kepsul segera nemanggil instansi terkait untuk meluruskan persoalan yang sudah nyata-nyata dilanggar.
“Kami minta DPRD segera memanggil instansi terkait untuk dapat menjelaskan segalanya terkait persoalan dimaksud,” pungkas Abid. (Ajo)